• Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, Mei 20, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Google News
Merdeka Bicara
Telegram
  • Beranda
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Islam
    • Sport
    • Pariwisata
    • Lingkungan
  • Beranda
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Islam
    • Sport
    • Pariwisata
    • Lingkungan
No Result
View All Result
Merdeka Bicara
No Result
View All Result
  • Home
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Islam
Home Lingkungan

Anggrek Jenis Baru Ditemukan BBKSDA di Taman Wisata Alam Papua Barat

26 Februari 2020
Reading Time: 3 mins read
A A

MERDEKABICARA.COM  | SORONG – Tim inventariasasi anggrek  selama lebih dari satu tahun ini  melakukan penelitian di Taman Wisata Alam (TWA) Sorong mulai dari Maret 2018 hingga Juli 2019, tim berhasil mendapatkan temuan yang cukup menarik.

Penelitian yang dilakukan oleh Reza Saputra dkk. mencatat 84 jenis anggrek yang terdiri dari 69 jenis epifit, 14 jenis terrestrial dan 1 jenis holomikotropik. Terdapat 4 jenis diantaranya adalah jenis yang belum dideskripsikan secara ilmiah (suspected as new species). Salah satu diantara 4 jenis tersebut telah berhasil dibuktikan secara ilmiah dan telah diberikan nama, yaitu Dendrobium moiorum Saputra, Schuit., Wanma & Naive

Deskripsi Dendrobium moiorum telah diterbitkan pada Jurnal Phytotaxa 430 (2): 142-146 (https://doi.org/10.11646/phytotaxa.430.2.5) pada tanggal 28 Januari 2020. D. moiorum adalah jenis anggrek epifit yang dicirikan tumbuh menempel pada permukaan batang atau ranting pohon. Anggrek ini memiliki habitat di hutan hujan dataran rendah pada ketinggian 100 mdpl pada lokasi teduh dan semi terbuka yang tidak mendapat sinar matahari langsung. Anggrek ini teramati berbunga pada bulan Februari dan Juli hingga September.

“Kedepannya, masih banyak pekerjaan mengenai konservasi anggrek di Wilayah Papua. Balai Besar KSDA Papua Barat memiliki tugas dan fungsi dalam inventarisasi potensi kawasan konservasi di Papua Barat, termasuk penelitian mengenai inventarisasi potensi jenis-jenis anggrek. Kedepannya kami akan mengumpulkan orang-orang lokal yang suka dan ingin bekerja sama dalam penggalian potensi keanekaragaman hayati di Provinsi Papua Barat, termasuk potensi jenis anggrek” tambah Ir. R. Basar Manullang, MM.

Balai Besar KSDA Papua Barat berharap, dengan adanya Anggrek Moi ini akan menumbuhkan rasa penasaran dan ketertarikan masyarakat Suku Moi untuk ikut serta dalam penggalian kekayaan biodiversitas di tanah Suku Moi, tak hanya jenis anggrek namun juga jenis flora dan fauna lainnya. Selain itu juga diharapkan masyarakat Suku Moi bersama-sama dengan Balai Besar KSDA Papua Barat mampu menjaga alam titipan yang ada saat ini untuk generasi selanjutnya. (NAP)

Epitet nama moiorum memiliki arti “Belong to Moi Tribe atau Milik Suku Moi”. Suku Moi merupakan suku asli yang memiliki hak ulayat adat di wilayah Sorong dan sekitarnya. Penamaan Anggrek Moi merupakan penghargaan kepada Suku Moi karena telah turut serta menjaga dan melestarikan kawasan TWA Sorong. Penamaan Anggrek Moi diharapkan dapat meningkatkan kebanggaan Suku Moi atas kekayaan biodiversitas yang dimiliki.

Selain itu, penamaan tersebut terinspirasi oleh konsep 10 Cara Baru Kelola Kawasan Konservasi yang dikemukakan oleh Bapak Direktur Jenderal KSDAE, Ir. Wiratno, M. Sc. Salah satu dari 10 cara tersebut adalah “Masyarakat sebagai Subjek Pengelolaan”. “Penamaan Anggrek Moi menjadi sangat penting untuk menjalin kepercayaan antara BBKSDA Papua Barat dengan Masyarakat Suku Moi dalam pengelolaan kawasan konservasi TWA Sorong” ujar Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat, Ir. R. Basar Manullang, MM.

Berdasarkan proses penilaian atau assestment status konservasi dengan kriteria IUCN Redlist (2019), dinilai bahwa jenis D. moiorum termasuk pada kategori Vulnerable (rentan). Saat ini, distribusi jenis tersebut diketahui sangat terbatas dengan ukuran populasi diperkirakan kurang dari 1000 individu. Meski TWA Sorong merupakan kawasan konservasi, namun habitat jenis tersebut masih rentan terhadap dampak kegiatan manusia.

Reza Saputra (Calon Pengendali Ekosistem Hutan BBKSDA Papua Barat) yang merupakan Corresponding Author spesies tersebut menuturkan bahwa “Konsep PEH dengan fokus spesialisasi pada satu taksa sangat baik menurut saya. Hal tersebut menjadi kesempatan yang  bagus untuk memperdalam ilmu pada satu taksa. Karena konsep PEH ini, saya mampu mengenal satu demi satu jenis anggrek pada satu kelompok. Sehingga ketika ada jenis anggrek yang tidak saya kenal di kelompok tersebut, saya dapat berpendapat bahwa jenis tersebut merupakan jenis baru. Meski begitu tetap perlu dilakukan review lebih lanjut oleh peneliti atau pakar senior. Bukan tanpa tantangan, dalam proses penelitian jenis baru ini telah melalui proses review yang cukup panjang. Keterbatasan alat, bahan dan lingkungan kerja yang berbeda dengan lingkungan peneliti tidak menjadi penghalang untuk berkarya.”

Dendrobium moiorum memiliki kemiripan dengan Dendrobium istmiferum J.J.Sm. (Smith, 1935: 41), seperti kumpulan papila pada bagian tengah antara dua keels yang bergelombang, tetapi berbeda pada bagian tengah bibir bunga (labellum) dengan tepi yang sangat bergelombang. D. moiorum memiliki bunga dengan lebar yang cukup besar, yakni sekitar 8 cm dan daun yang panjang, yakni sekitar 23.5 cm. Keunikan spesies ini terletak pada bagian bibir bunga, berbeda dengan spesies lainnya dari section Diplocaulobium yang memiliki pangkal bibir bunga berwarna merah atau ungu, D. moiorum memiliki warna putih-kuning polos yang merupakan suatu hal langka pada section Diplocaulobium. {}

SendShareTweet
Next Post

Tingkatkan Serangan dan Bombardir Jalur Gaza, Israel Bingung dan Perlawanan Solid

Rekomendasi

Tekan Inflasi Stabilisasi Harga Pangan, Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah Jangkau Lhokseumawe

1 tahun ago

Dinsos P3A Aceh Utara Terima Award dari Kemensos RI

6 tahun ago

Trending

  • Resmikan 32 Puskesmas di Aceh Utara Menjadi BLUD, Ini Pesan Ayahwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Penggelapan Bea Lelang FIF Lhokseumawe

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pertamina Patra Niaga Sosialisasikan Program Rekrutmen bagi Lulusan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • OJK Diminta Tindak Tegas Asuransi Bermasalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ayah Wa Soroti Kinerja Pasif KADIN Aceh Utara dan Minta Lebih Proaktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor.
SUBSCRIBE

Rubrik

Network

  • Acehlive
  • Geovice.net
  • Geovice.id

About Us

Informasi publik harus bebas dan independen. Kami menghadirkan informasi tersebut ke dalam genggaman Anda.

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 merdekabicara.com - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.

No Result
View All Result
  • Home
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Islam

© 2024 merdekabicara.com - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In