MERDEKABICARA.COM | BANDA ACEH – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menerima kunjungan kerja Duta Besar Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz di ruang kerjanya di balai kota, Jumat (7/2/2020).
Kurt datang bersama Wakil Kepala Misi Kedubes Michael Cottier. Sementara Aminullah didampingi oleh Sekda Bahagia, Asisten Pemerintahan Keistimewaan dan Kesra Faisal, Kabag Administrasi Perekonomian M Ridha, dan Kabag Humas Taufiq Alamsyah.
Usai memaparkan secara sekilas mengenai profil kota berikut sektor-sektor unggulannya, Aminullah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Swiss atas bantuannya bagi Banda Aceh pasca gempa bumi dan tsunami 2004 silam.
Saat itu, kata Aminullah, Banda Aceh merupakan kota yang paling parah terkena dampak bencana. “Lebih dari 60 ribu korban jiwa dan lebih dari 20 ribu bangunan yang hancur di kota kami. Tapi dengan bantuan dunia termasuk Swiss, kami mampu bangkit, bahkan kini lebih kuat.”
“Setelah 15 tahun berlalu, Banda Aceh hari ini begitu signifikan progres pembangunannya, jauh meninggalkan kabupaten/kota lain yang tak terimbas bencana. Itu artinya kami tidak menyia-nyiakan bantuan dari masyarakat dunia,” ungkap Aminullah.
Sejumlah penghargaan, best practice, dan prestasi pun menjadi bukti kebangkitan Banda Aceh. “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banda Aceh tertinggi ketiga nasional di bawah Yogyakarta dan Jakarta Selatan. Angka kemiskinan hanya tersisa 7,25 persen -jauh di bawah provinsi yang masih dua digit.”
“Penghargaan penataan tata ruang terbaik, kota peduli HAM, kota paling aman di Indonesia, hingga menjadi kota referensi layanan pendidikan serta memiliki Mal Pelayanan Publik pertama di Aceh adalah sederet prestasi lainnya,” kata Aminullah.
Meski begitu, masih ada beberapa ‘pekerjaan rumah’ bagi dirinya dalam membangun Banda Aceh. “Oleh karena itu, saya berharap lewat pertemuan hari ini kami bisa berkolaborasi dengan Swiss untuk menghebatkan Banda Aceh, terutama untuk mewujudkannya sebagai destinasi wisata dunia,” harap Aminullah.
Sementara itu, Dubes Kurt Kunz memaparkan hubungan antara Aceh khususnya Banda Aceh dan Swiss sudah terjalin baik dalam jangka waktu yang lama. “Pasca tsunami, banyak warga Swiss yang hadir di sini untuk membantu. Sebelumnya pada masa konflik bersenjata, kami juga sangat mendukung proses damai di Helsinki,” ungkapnya.
“Adapun kunjungan kami kali ini ke Banda Aceh bertujuan untuk menjalin kontak sekaligus menjajaki peluang kerja sama dengan banyak pihak, termasuk dengan Pemko Banda Aceh. Kemarin kami sudah bertemu dengan LSM, DPRA, Plt Gubernur Aceh, dan hari ini dengan Walikota,” ujarnya.
Ia juga sangat berkesan mengetahui bahwa telah banyak capaian positif dan prestasi yang ditorehkan Banda Aceh. “Bagi saya sangat impresif mengingat kota ini pernah luluh-lantak akibat tsunami,” ungkap Kurt seraya menawarkan sejumlah peluang kerja sama terkait ekonomi, urbanisasi, green building, dan beasiswa pendidikan.
Menjawab pertanyaan Aminullah soal pandanganya mengenai Banda Aceh dulu pasca bencana dan sekarang, Kurt mengatakan sekarang Banda Aceh layaknya kota normal lainnya di dunia. “Lalulintasnya lancar, kotanya bersih, dan saya sangat mengapresiasi kehidupan multi kultur yang sangat harmonis di sini,” ujarnya. {}