MERDEKABICARA.COM | BANDA ACEH – Ketua Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) DPD Provinsi Aceh, Safaruddin, meminta Menteri BUMN, Erick Thohir untuk memaksimalkan peran BUMN di Aceh, supaya keberadaan BUMN di Aceh dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Aceh secara luas.
” Kami minta agar Menteri BUMN agar memaksimalkan keberadaan beberapa BUMN di Aceh, agar manfaat dari adanya BUMN tersebut dapat di rasakan oleh masyarakat luas” ujar Safaruddin pada awak media di Banda Aceh, Sabtu, (2/11/2019).
Menurut Saraf, saat ini banyak BUMN di Aceh saat ini hanya beroreintasi bisnis saja, tetapi tidak melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat, sebagaimana tujuan Negara dalam mendirikan BUMN, demi mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Keterlibatan BUMN secara aktif, tentu akan sangat membantu pemerintah Aceh, yang bersifat dapat menekan angka kemiskinan.” Apalagi Aceh menjadi provinsi termiskin di sumatera menurut survey BPS tahun 2018″ kata Safar. ”
Keterpurukan ekonomi lemahnya daya beli, kurangnya lapangan kerja dan tingginya angka kemiskinan yang merupakan bagian dari kegagalan pemerindah daerah khususnya di Aceh, dalam mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat sanagat penting, itu menjadi perhatian dari Menteri BUMN.
“Perlu keterlibatan BUMN yang ada di Aceh guna membantu pemerintah provinsi Aceh, agar dapat mewujudkan kesejahteraan social bagi masyarakat Aceh, saat ini menurutnya, Aceh menjadi salah satu provinsi termiskin di Indonesai walaupun dengan limpahan danaa otonomi khusus, bahkan puluhan triliun, namun belum mampu memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat Aceh, kegagalan pemerintah aceh ini perlu di bantu oleh BUMN yang ada di Aceh dengan melakukan pemberdayaan ekonomi melalui dana corporate social responsilibity seperti yang di lakukan oleh Semen Padang di Sumatera Barat yang berhasil melakukan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.
“Bahkan seluruh provinsi sumatera barat dapat merasakan keberadaan Semen Padang, kalau pola seperti itu di terapkan di Aceh, kami yakin akan sangat membantu pemerintah provinsi Aceh. Oleh sebab itu, kami sangat berharap kepada menteri BUMN agar membantu pemerintah Aceh untuk mewujudkan kesejahteraan social dengan BUMN yanga ada di Aceh” terang Safar.
JAMAN juga menyarankan kepada Pemerintah Aceh agar banyak berkomunikasi dengan pemerintah pusat, khususnya dengan kementerian, agar program-program dari kementerian juga bisa mengakomodir program pemerintah Aceh, sehingga program pemberdayaan masyarakat yang tidak tertampung dalam APBA dapat di akomodir dalam kegiatan kementerian.
“Jangan sampai kegiatan kementerian di Aceh tapi pemerintah Aceh tidak mengetahuinya seperti pengadaan proyek budi daya keramba jaring apung lepas pantai (KJA Offshore) di Kemeterian Kelautan dan Perikanan dengan pagu anggaran sebesar Rp 50 miliar” sebut Safar.
Padahal, tambah Safar, keramba tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat di Sabang. Namun, karena tidak terpantau oleh pemerintah Aceh, maka kegiatan Kementerian tersebut akhirmnya tidak memberikan manfaat bagi masyarakat Aceh.
“Kami sarankan agar Plt Gubernur Aceh sering berkomunikasi dengan pemerintah pusat, khususnya Kementerian yang memiliki kegiatanya selaras dengan kondisi alam di Aceh, jangan sampai kegiatan Kementerian di Aceh, malah pemerintah Aceh tidak tahu seperti pembuatan keramba dari Kementerian KKP di Sabang yang kemudian menjadi temuan tindak pidana korupsi dengan kerugian puluhan milyar, yang selanjutnya hasil dari kegiatan tersebut tidak bisa di nikmati oleh masyarakat Aceh.
Oleh karena itu, lanjutnya, perlu peran aktif Plt Gubernur Aceh dalam melakukan upaya-upaya untuk meningkatan kesejahteraan ekonomi dan social masyarakat Aceh, bukan hanya bergantung pada dana APBA saja.” Perlu juga menggali sumber lain, seperti dana CSR dari BUMN yang ada di Aceh, yang sekarang ini belum mampu memantu pemerintah Aceh dalam menekan angka kemiskinan dan penganguran di Aceh” demikian Safaruddin. (HS).