MEULABOH | MERDEKABICARA.COM – Pelayanan jasa penyeberangan rute Meulaboh (Kabupaten Aceh Barat) menuju Sinabang (Kabupaten Simeulue), Provinsi Aceh masih dialihkan menyusul belum kondusifnya cuaca di wilayah perairan pesisir setempat.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh, Zulkifli, di Meulaboh, Jumat, mengatakan, sudah lima trip pelayaran jasa penyeberangan dari Meulaboh ke Simeulue maupun sebaliknya dialihkan ke Labuhan Haji.
“Kami hitung sudah lima kali trip kapal fery tidak sandar ke Pelabuhan Penyebarangan Meulaboh. Koordinasi terkahir rencananya hari Minggu (6/8) kapal akan coba merapat, itupun bila cuaca sudah mendukung,” katanya.
Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang biasanya melayani trayek pelayaran Meulaboh-Sinabang tiga kali dalam satu minggu yakni, Jumat, Minggu dan Selasa, setelah ditambah trip oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (PT ASDP).
Namun karena kondisi alun gelombang di kolam labuh dermaga Pelabuhan Meulaboh sangat ekstrem membuat kapal fery tidak bisa sandar, KMP Teluk Sinabang akhirnya dialihkan lewat Pelabuhan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan.
Zulkifli menuturkan, dampak dari kondisi tersebut secara tidak langsung membuat Pemerintah Daerah (Pemda) dalam hal ini Dinas Perhubungan merugi, bisa jadi target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak tercapai karena tidak ada aktivitas di pelabuhan itu.
“Kalau dari sisi pelayaran kita tidak rugi, sebab kita hanya sebagai penyedia jasa di darat dan dermaga pelabuhan, tapi dengan tidak beroperasi kapal feri ini juga berpengaruh pada capaian pendapatan asli daerah Dinas Perhubungan,”sebutnya.
Keberadaan pelabuhan penyeberangan Meulaboh di Desa Tengoh, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat itu, lokasinya berada di hamparan terbuka dan hanya sedikit terbendung oleh teluk pantai, sehingga alun gelombang cukup besar.
Beberapa kali sudah terjadi insiden mengancam keselamatan kapal dan penumpang saat sandar di dermaga itu, pernah terjadi tali tambatan kapal terputus dan kapal terhempas-hempas dengan bagian sisi dermaga tersebut.
Untuk penanganan tersebut dibutuhkan “breakwater” atau tanggul penahan ombak di kolam labuh sehingga kapal akan aman saat sandar di dermaga tersebut, Dinas Perhubungan Aceh Barat telah mengusulkan pembangunan itu pada pemerintah atasan.
“Selama ini yang menjadi kendala hanya di lokasi kolam labuh itu saja, tidak ada break water, ketika kapal sandar, terhempas alun ombak dan membentur, bahkan pernah putus tali tambatan,”kata Kepala ASDP Meulaboh, Dasrizal kepada Antara beberapa waktu lalu.
SUMBER : ANTARA