MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA – Meminta minta dan minta bantuan, bahasa kerennya disebut mengemis,
di Aceh sekarang ini tidak lagi dipandang sebagai pekerjaan aib atau
hina bahkan kini banyak orang pada berlomba untuk menjadi pengemis.
Miris dan sangat menyedihkan ketika Aceh yang dulunya dikenal sebagai
bangsa yang dihormati dan disegani kini telah menjadi bangsa pengemis
di negeri sendiri.
Mengapa banyak orang Aceh sekarang ini memilih dan berprofesi
sebagai pengemis, tentu ada penyebab. Ada yang mengatakan akibat
konflik yang berkepanjangan dan tsunami. Namun ada juga yang menyebut karena malas. Untuk alasan konflik dan tsunami bisa diterima karena memang kondisi Aceh saat itu bagai orang baru lepas dari penjara.
Kondisinya harus dan terpaksa mengemis. Apalagi setelah musibah
tsunami yang maha dahsyat itu hingga mengundang perhatian dunia
internasional untuk mendatangkan bantuan. Jutaan dolar bantuan
internasional mengalir ke Aceh yang umumnya diberikan tidak ada yang
control dan tanpa batasan. Layak mendapat bantuan atau tidak, tidak
ada yang mempersoalkan.
Disinilah barangkali awal terasupnya keinginan banyak orang Aceh
untuk meminta minta yang hingga kini masih terus berharap kepada
bantuan. Biarpun untuk saat ini terhadap warga yang berprofesi sebagai
pengemis dan meminta minta ini sudah keterlaluan bahkan sudah sangat
mengganggu dan tidak pantas lagi untuk terus dibiarkan, mau bagaimana
karena sudah keenakan.
Lihat saja hampir di semua pelosok, mulai dari pasar, terminal, stasiun, persimpangan jalan, warung, pinggir jalan, bahkan sampai di perkantoran, baik pemerintah maupun swasta. Fenomena meminta-minta karena semuanya merasa “miskin” dan yang lebih parahnya lagi mengemis
itu tidak hanya dilakukan oleh orang-orang cacat atau tidak mampu saja, orang yang mampu pun banyak yang menjalani profesi ini.
Kita bisa saksikan, bagaimana petugas atau kalangan pegawai kantor pelayanan umum lainnya yang seharusnya melayani masyarakat
tanpa pamrih ternyata masih juga MENGEMIS, meminta uang rokok, uang
damai dan sebagainya sebagai imbalan kepada masyarakat yang dilayani.
Sudah bukan rahasia lagi, hampir setiap hari banyak media yang menulis berita tentang oknum petugas atau pegawai terlibat meminta minta kepada pengguna jalan, pengurusan surat izin termasuk oknum wartawan “amplop” yang MENGEMIS uang bensin kepada pihak tertentu.
Sekarang ini di Aceh yang namanya meminta minta, baik minta
bantuan dan mengemis sudah dianggap hal yang biasa dan bahkan
dijadikan sebagai mata pencaharian. Fenomena ini terus berkembang
dengan beragam pola serta perangkat yang mampu menunjang
perkembangannya. Bilapun ada keinginan Pemerintah Aceh untuk mengatasi dan menanggulanginya hampir tidak mungkin lagi karena sudah terlibat semua.
Kendati dalam Islam meminta-minta dan mengemis merupakan
kehinaan, bahkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadists mengancam orang
yang meminta-minta yang pada hakikatnya ia meminta bara api dan akan mencakar wajahnya pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat
daging pun di wajahnya. Banyak hadits yang mengancam orang yang selalu
minta-minta dan mengemis padahal dia masih mampu berusaha.
Bahkan agama Islam, mengharamkan mengemis. Dalam istilah bahasa
arabnya meminta minta disebut Tasawwul. Yakni meminta minta harta
orang lain untuk kepentingan sendiri atau pribadi dan tidak untuk
kepentingan agamanya. Sebagaimana diriwayatkan dalam beberapa hadists
lain.
Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa yang
meminta-minta harta orang lain untuk dikumpulknnya maka sungguh dia
telah meminta bara api jahannam, maka hendaklah dia mempersedikitnya
atau memperbanyaknya”. Sifat buruk yang dijauhi oleh syara’ adalah
meminta-minta kepada manusia bisa mengandung kehinaan kepada selain
Allah SWT.
Dalam sebuah syair lainnya menyebutkan, orang yang meminta kepada manusia maka mereka akan menolaknya. Dan orang yang meminta hanya kepada Allah tidak akan pernah kecewa. Karenanya janganlah meminta
kebutuhanmu kepada Anak Adam Pintalah kepada Zat Allah yang pintuNya
tak pernah tertutup. Namun apapun alasan, semua sudah terlanjur dan
sudah sulit diberantas.
Inilah fenomena masalah sosial yang terjadi di Aceh hari ini, peminta minta dan pengemis yang dilakukan orang orang cacat dan tidak mampu bekerja, mereka harus ditampung, lalu dibina setelah dibekali dengan ketrampilan dan permodalan. Jangan dikembalikan ke kampung halamannya sebelum dibekali ketrampilan dan modal usaha karena mereka akan kembali lagi menjadi pengemis.
Para ahli mengidentifikasi sebab-sebab orang menjadi pengemis bukan semata oleh kemiskinan diantaranya karena budaya dan sistem. Mengemis bisa lahir karena budaya malas, etos kerja yang minimalis menyebabkan orang malas bekerja keras. Faktor inilah salah satunya yang menyebabkan orang memilih untuk mengemis ketimbang bekerja.
Dalam kacamata ilmu sosial juga dikatagorikan sebagai “pathologi
social” penyakit kemasyarakatan. Mengemis karena sistem, oleh para
ahli disebut sebagai “mengemis struktural”. Struktur atau strata dan
pola-pola hubungan dalam masyarakat yang diterjemahkan dalam aturan-aturan hukum. Sistem atau aturan hukum yang melahirkan lapangan kerja membutuhkan pendidikan dan keahlian tertentu, sementara untuk meraih pendidikan dan keahlian tertentu membutuhkan biaya yang mungkin tidak terjangkau.
Akhirnya melahirkan masyarakat yang uneducated muara dari keinginan mengemis. Yang mengerikan justru karena sistem yang ada telah menciptakan lofthole atau celah-celah yang melahirkan para pemain korupsi, utamanya pada projek-projek yang secara sadar dimaksudkan untuk memberantas jangan ada orang yang mengemis, seperti pembangunan infra struktur.
Lalu, siapa bilang tidak ada hubungannya antara pilihan hidup
menjadi pengemis dengan korupsi, coretan diatas mungkin bisa membantu
untuk memahami semuanya itu. Karena itu coba gunakan energi positif kita dalam konteks melakukan perbuatan baik dan menghindari kejahatan.
Penulis : Usman Cut Raja
MERDEKABICARA.COM | JAKARTA -Penjabat (Pj) Bupati Aceh Utara Dr. Drs. Mahyuzar, MSi mengikuti Rapat Koordinasi…
MERDEKABICARA.COM | JAKARTA - Penjabat (Pj) Bupati Aceh Utara Dr. Drs. Mahyuzar, M.Si menghadiri acara…
MERDEKABICARA.COM | PIDIE - Dalam rangka mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan…
MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE - Pewarta Pase Badminton Club (PPBC) siap mengelar turnamen tahunan PPBC Cup…
MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE - Pemerintah Kota Lhokseumawe melalui Dinas Kelautan, Pertanian, Perikanan dan Peternakan (DKPPP)…
Merdekabicara.com, Redelong-- Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Cawagub Paslon 01, HM Fadhil Rahmi Lc MAg…