Categories: Sosmas

Buah Naga dari Subang Siap Masuki Pasar Ekspor

MERDEKABICARA.COM | JAKARTA – Jika selama ini Subang dikenal sebagai daerah penghasil nanas dan manggis, ternyata Subang juga punya buah naga. Buah asal Amerika Tengah ini sudah dibudidayakan di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Terletak di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, terdapat perkebunan buah naga seluas 20 hektare yang dikelola swasta. Perusahaan ini menaungi 75 orang pekerja terdiri dari 50 orang pekerja lepas dan 25 orang penanggung jawab.

Buah naga ditanam di lahan seluas 16 hektare. Ada juga buah naga kuning sekitar 4 hektare. Benih buah naga yang dibudidayakan berasal dari Jember.

Budidaya buah naga ini dilakukan sejak 2012 dan keuntungannya cukup menjanjikan. Bagaimana tidak? Panen dilakukan sepanjang tahun karena penyerbukan dilakukan pada malam hari secara manual dengan memakai teknologi lampu untuk merangsang pembungaan. Populasi tanam per hektare sebanyak adalah 4.000 pohon atau terdiri dari 1.000 tiang di mana tiap tiang 4 pohon.

Tidak ada kendala dalam pemasaran hasil panennya. Sebanyak 60 persen hasil produksi dipasarkan ke pasar modern di Jakarta dan Bandung. Harga per kg antara Rp 30 – 35 ribu dan saat panen raya harga  per kg berkisar Rp 18 ribu.

Sebagian produksi buah naga dari Desa Cirangkong sejak 2013 sudah diekspor ke Timur Tengah (Arab Saudi, Kuwait, dan Dubai) serta Eropa (Jerman, Inggris, dan Belanda).

“Sampai dengan saat ini, ekspor buah naga dari perusahaan masih berlangsung ke beberapa negara dengan total ekspor bervariasi tergantung permintaan dari negara tujuan ekspor,” ujar Manager Pemasaran PT. Trisna Naga Asih, Rully.

Buah naga sendiri sudah mendapatkan sertifikat Global GAP. Sertifikat Global GAP adalah sistem sertifikasi produk yang menerapkan pendekatan sistem produksi untuk memastikan keamanan produk buah segar untuk dikonsumsi.

“Buah naga merupakan salah satu komoditas potensi ekspor. Dalam waktu dekat ekspor buah naga ke Cina akan dibuka dan Cina menjadi pasar yang potensial,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Buah dan Florikultura, Yanti.

Berdasarkan angka BPS, lanjut Yanti, pada 2018 volume ekspor buah naga dan sapodila mencapai 76 ton atau senilai Rp 2 miliar. Dirinya berharap dengan terbukanya pasar Cina, petani buah naga makin meningkatkan semangat untuk berbudidaya buah naga yang baik dan benar.

 

Sumber : Republika.co.id

Recent Posts

Konferensi Internasional 20 Tahun MoU Helsinki: Refleksi Dua Dekade Perdamaian Aceh

MERDEKABICARA.COM | JAKARTA - Pemerintah Aceh bersama Diaspora Global Aceh akan menyelenggarakan International Conference on…

8 jam ago

Peringati HUT ke-80 RI, Wali Kota Lhokseumawe Serahkan Remisi Umum dan Dasawarsa

MERDEKABICARA COM | LHOKSEUMAWE - Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, SH., MH, menyerahkan Remisi…

15 jam ago

Kapolres Pidie Hadiri Upacara HUT ke-80 RI di Lapangan PCC Sigli

MERDEKABICARA.COM | PIDIE - Kapolres Pidie AKBP Jaka Mulyana, SIK, MIK. bersama Ketua Bhayangkari Cabang…

16 jam ago

Diduga Telantarkan Istri dan Anak, Oknum Pegawai Lapas Lhokseumawe Dilaporkan ke Polisi

MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE - Seorang oknum Pegawai Lapas Kelas IIA Lhokseumawe, Kementerian Imigrasi dan Lembaga…

2 hari ago

Kapolres Pidie dan Forkopimda Cek Stok Beras di Gudang Bulog dan Kilang Padi

MERDEKABICARA.COM | PIDIE - Kapolres Pidie AKBP Jaka Mulyana, SIK, MIK, bersama unsur Forum Koordinasi…

4 hari ago

BCA Syariah dan Aceh Water Gelar Funwalk “Building Healthy Life” di Lhokseumawe

MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE - Bank BCA Syariah Lhokseumawe bersama PT Toya Perdana Lhokseumawe (Aceh Water)…

1 minggu ago