MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE – PT Perta Arun Gas (PAG) bekerja sama dengan AJI Lhokseumawe mengadakan kegiatan edukasi bagi jurnalis Lhokseumawe dan Aceh Utara, di Gardenia Room, Guest House PAG, Rabu (20/12/2023).
Ketua panitia, Zikri Maulana mengatakan edukasi bertajuk “Upskilling dan Etika Meliput Sektor Energi” itu diikuti lebih 70 jurnalis/wartawan, di antaranya anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Lhokseumawe, PWI Kabupaten Aceh Utara, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Korda Lhokseumawe Raya, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Aceh, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Wartawan Aceh (PWA), dan Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Lhokseumawe.
Kegiatan tersebut dibuka Corporate Secretary PAG, Hatim Ilwan. Selang beberapa waktu, Manager Commercial & Customer Relation PAG, Teuku Faris Riandi memberikan sharing knowledge dengan memaparkan profil bisnis perusahaan tersebut.
Dua Redaktur Bisnis Indonesia (bisnis.com), Rayful Mudassir dan Denis Riantiza, tampil secara daring sebagai narasumber. Rayful memberikan penyegaran terkait meliput isu energi. Sedangkan Denis menyampaikan materi etika meliput sektor energi.
*Tantangan meliput isu energi*
Rayful menjelaskan sejumlah tantangan meliput isu energi di Aceh. Di antaranya, besarnya isu energi di Aceh tidak diimbangi dengan kecukupan sumber daya manusia dalam hal peliputan isu energi di lapangan.
“Tidak banyak jurnalis yang mengenal isu energi yang cukup baik. Kondisi ini berpengaruh dalam penyajian berita termasuk di daerah,” ujarnya.
Selain itu, kata Rayful, keterbatasan informasi masih menjadi tantangan bagi jurnalis di Aceh. Data terkait energi masih terus dipungut dari sumber-sumber yang terbatas.
“Masih minimnya pembahasan isu energi di masyarakat kecuali berkaitan dengan sektor hilir seperti LPG maupun BBM. Belum lagi tidak banyak narasumber yang dapat berbicara tentang energi,” ujarnya.
Menurut Rayful, hal-hal yang perlu dibahas soal energi di Aceh ialah pengenalan isu energi kepada publik sebagaimana fungsi pers sebagai medium edukasi. Publik perlu mendapat asupan tentang energi secara sederhana. Misalnya, daftar blok migas di Aceh, atau daftar daerah penghasil batu bara di Aceh.
“Perlu adanya dorongan kepada pemerintah daerah termasuk BPМА dan Dinas ESDM untuk terbuka pada publik terkait data energi di Aceh. Keterbukaan informasi ini ikut memberi kemudahan bagi kerja jurnalis dalam membuat laporan,” ujar Rayful.
Dia menyebut isu pengembangan energi baru terbarukan juga menarik untuk dibahas. Soal alasan Aceh masih minim pemanfaatan energi terbarukan yang hanya berkontribusi 4,1 persen. Padahal pusat sedang berkejaran dengan transisi energi. Selain itu, isu pusat juga menarik ditarik ke isu lokal.
Adapun strategi menjadi isu energi di daerah, kata Rayful, ikuti isu yang sedang berkembang. Misalnya, laporan ihwal produksi migas atau batubara di pusat, dapat ditindaklanjuti dengan skala lebih kecil di daerah. Atau upaya transisi energi yang dijalankan Pemda saat ini
Berikutnya, mengikuti jurnal atau laporan kinerja perusahaan berkaitan dengan energi seperti BPMA. Pada websitenya turut menyajikan kinerja selama satu tahun terakhir, menarik ditelusuri baik produksi atau barangkali berkaitan dengan dana bagi hasil.
“Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh publik atau masyarakat lokal. Misalnya, penjelasan terkait istilah dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia,” kata Rayful.
“Aktif mengejar narasumber pada lingkaran pertama. Alhasil sajian berita yang diberikan kepada publik lebih utuh. Misalnya, realisasi produksi migas/batu bara langsung ke BPMA atau Dinas ESDM”.
Denis Riantiza dalam materinya menekankan pentingnya disiplin verifikasi, uji informasi dan konfirmasi. “Jurnalis harus menguji informasi yang diterima sebelum dipublikasikan,” ujarnya.
*Pusat LNG Hub Baru di Asia*
Manager Commercial dan Customer Relation PAG, Teuku Faris Riandi menjelaskan sebagai afiliasi dari Subholding Gas Pertamina dan anak perusahaan dari Pertamina Gas, berbagai macam pencapaian telah diraih selama satu dekade berdiri PAG.
“Saat ini PAG telah menjadi pusat LNG Hub baru di kawasan Asia dan menjadi tujuan baru untuk kegiatan Gassing Up & Cooling Down Kapal LNG di kawasan. Berdasarkan IHS Markit, PAG dinobatkan sebagai Terminal Reloading LNG teraktif di dunia tahun 2022,” ujar Teuku Faris.
Teuku Faris menyampaikan PAG terus mengembangkan bisnisnya untuk menjadi “one stop energy solution” dengan aspirasi sebagai LNG Hub Leader di Asia Tahun 2030. Diharapkan dengan adanya pengembangan bisnis ini, PAG mampu untuk terus berkontribusi untuk ketahanan energi nasional dan dapat meningkatkan eksistensinya di rantai Pasok Energi Dunia.
Sesi diskusi berlangsung cukup intens. Selain bertanya, para peserta juga menyampaikan kondisi masyarakat baik di lingkungan PAG maupun seputaran wilayah kerja migas di Aceh Utara dan Lhokseumawe.
Selesai diskusi, sebagian peserta mengikuti visit site PAG.(*)